Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, menyoroti adanya pergerakan cepat dari partai politik untuk bersiap menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres), jelang berakhirnya periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, pergerakan itu pun berpotensi menimbulkan kegaduhan.
“Pengalaman terakhir, kalau presidennya sudah dua kali [periode], itu biasanya partai politik pingin cepat-cepat, dan itu biasanya menimbulkan gaduh ya, tetapi karena Presiden yang incumbent, itu masih lama, masih dua tahun,” ujar Zulhas, dalam sesi pemantapan visi-misi KIB, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada Kamis (20/10).
Baca Juga: Airlangga sebut Golkar Tetap Jalin Komunikasi dengan Parpol Lain Gabung KIB
Zulhas pun menyoroti adanya persaingan antarusungan calon presiden (Capres) yang mulai terjadi dalam iklim politik Indonesia saat ini. Padahal, pemerintahan Presiden Jokowi masih akan terus berlanjut hingga dua tahun ke depan.
“Masih dua tahun [lagi], tetapi sudah ada Capres yang saling bersaing. Apalagi sudah deklarasi. Nah, Presiden sudah dua tahun ini repot kita, apalagi kalau sama-sama koalisi ini, misalnya. Nah, tentu gesekan-gesekan pastilah ada,” kata Zulhas dalam kesempatan tersebut.
Atas dasar pandangan itulah, ujar Zulhas, KIB memilih untuk lebih dahulu merumuskan gagasan, untuk menentukan langkah koalisi tersebut dalam menghadapi kondisi geopolitik yang kini terjadi. Terlebih, situasi geopolitik itu sendiri terbilang memiliki perubahan yang cepat.
“Kita membicarakan konsep gagasan, dalam geopolitik yang cepat perubannya ini, kita mau ke mana, apa yang mau kita perbuat, apa mau kita lakukan,” tuturnya.
Oleh karena itu, kata Zulhas, KIB mengajak masyarakat Indonesia untuk bertengkar pikiran dan tidak lagi bertengkar mengenai kader politik yang cenderung memicu perpecahan di tengah masyarakat, selayaknya terjadi pada Pilpres 2019 silam, di mana sejumlah istilah seperti cebong, kampret, dan kadrun, mulai ramai digaungkan.
Baca Juga: Pengamat Nilai Ada Peluang KIB Usung Pasangan Ganjar-Airlangga
“Jual konsep gagasan memang tidak mudah, tapi kalau jual cebong kadrun itu kayaknya cepat. Tapi masa enggak bosan kita jualan begitu terus? Justru [yang seharusnya dibahas] dalam perputaran dunia yang cepat berubah seperti ini, sekali lagi, KIB ini mau apa," kata Zulhas.
Sebagaimana Zulhas menjelaskan, pandangan tersebut berkaitan dengan arah langkah Indonesia terkait perubahan iklim yang terjadi secara cepat. Ia juga menggarisbawahi poin-poin demokrasi yang berlandaskan suatu nilai, guna menghasilkan pemimpin berkarakter dan integritas yang kuat, sehingga dapat menciptakan suatu kebijakan yang baik.